Jumat, 30 September 2016

Embriologi Manusia

EMBRIOLOGI MANUSIA
PERSPEKTIF AL-QURAN DAN SAINS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Quran dan Sains Modern
Dosen : H. Wajihudin, Alh.,M.Pd.I









Disusun Oleh : Fahrul Abas (2014010230)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO (UNSIQ)
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan reproduksi atau berkembang biak. Reproduksi adalah upaya makhluk hidup untuk melestarikan kelestarian jenisnya.
Dalam hal yang berkaitan dengan reproduksi pastilah erat kaitannya dengan kelahiran anak manusia. Setiap manusia di dunia ini lahir dari rahim seorang ibu. Di dalam rahim seorang ibu terdapat proses-proses pembentukan janin yang dalam istilah sains dikenal dengan embriologi.
Di dalam Al-Quran sendiri ada beberapa ayat yang menjelaskan mengenai proses terbentuknya manusia. Mulai dari manusia yang berasal dari tanah, kemudian materi terkecil yang menjadi cikal bakal terbentuknya janin yang dikandung oleh seorang ibu. Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini. Makalah ini akan membahas tentang embriologi dalam Al-Quran, juga embriologi menurut teori sains modern.

B.       Rumusan Masalah

1.       Apakah pengertian embriologi?
2.       Bagaimana proses embriologi menurut Al-Quran?
3.       Bagaimana proses embriologi menurut kaidah sains modern?
4.       Bagaimana perbandingan teori embriologi menurut Al-Quran dan menurut kaidah sains modern?

C.     Tujuan

1.       Dapat mengetahui pengertian embriologi
2.       Mengetahui proses embriologi menurut Al-Quran
3.       Mengetahui proses embriologi menurut kaidah sains modern.
4.       Mengetahui perbandingan proses embriologi menurut Al-Quran dan menurut kaidah sains modern.




BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Embriologi

Embriologi berasal dari kata “embryo” dan “logos”. Embryo yaitu pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embrio. Sedangkan logos berarti ilmu. Jadi embriologi adalah ilmu tentang pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embrio.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, embriologi adalah cabang ilmu biologi mengenai pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan, dan perkembangan embrio.
Dikutip dari Wikipedia, embriologi atau ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel tunggal membelah dan berubah selama perkembangan untuk membentuk organisme multiseluler. Proses ini dinamakan embriogenesis.
Embriologi dapat dibagi dalam beberapa jenis:
·         Embriologi deskriptif menjelaskan perihal yang terjadi selama embriogenesis.
·         Embriologi komparatif pada organisme berbeda mengenai kejadian perubahan yang terjadi selama proses evolusi.
·         Embriologi eksperimental memanipulasi embrio dalam laboratorium untuk mengamati proses seluler dan biokimia.

B.      Embriologi Dalam Al-Quran

Dalam dunia sains masa kini embriologi menjadi hal yang sangat menarik untuk dibahas dan diteliti ilmunya. Dengan teknologi yang berkembang seperti sekarang ini akan lebih mudah dalam meneliti tentang proses terbentuknya embrio yang merupakan kajian inti dari ilmu embriologi.
Namun jauh sebelum hal itu  Allah SWT terlebih dahulu membuktikan kebesarannya. Hal itu dilihat dari adanya proses embriologi di dalam Al-Quran. Al-Quran telah menjelaskan tahapan dari embriologi secara rinci.
Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia tercipta dari tanah. Lalu kemudian penciptaan embrio manusia yang berasal dari saripati air mani. Hal tersebut tercantum dalam surat As-Sajdah ayat 7-8
Artinya  :  Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah (7) Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.(8)
Embrio berasal dari sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang telah bertemu dan terjadi pembuahan kemudian terjadi perubahan satu kepada yang lain dan dari bentuk yang satu kepada bentuk yang lain. Fase ini disebut dengan fase nutfah.
Ayat di atas menjelaskan bahwa air mani memiliki berbagai macam campuran yang memiliki fungsi masing-masing. Misalnya mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi spermatozoa, menetralkan asam di pintu rahim,dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Kemudian di hari ke tujuh telur yang sudah disenyawakan akan tertanam di dinding rahim. Dan nutfah akan berubah menjadi alaqoh. Pada fase alaqoh ini embrio berbentuk segumpal darah. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Alaq ayat 2
Artinya  :  Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Alaqoh merupakan bahan dasar bayi yang berupa sel tunggal. Dalam istilah biologi sel ini disebut dengan zigot. Istilah alaqoh juga disebutkan dalam surat Al-Qiyamah ayat 38
Artinya  :  Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,
Kemudian tiba fase berikutnya. Fase ini disebut dengan fase mudghah. Fase ini terjadi pada minggu ke empat masa kehamilan. Mudghah memiliki arti segumpal daging. Mudghah dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 2 kali,yakni  tercantum dalam surat Al-Mu’minun ayat 14
Artinya  :  Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Dan surat Al-Hajj ayat 5
Artinya  :  Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Embrio yang tumbuh berumur 40-42 hari sudah dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, kulit, dan otot. Pada fase ini embrio berbentuk lengkung dengan menampakkan gelembung-gelembung serta alur-alur.
Pada minggu ke lima masa kehamilan dimulai masa-masa pembentukan daging. Dimana sudah tertera dalam surat Al-Mu’minun ayat 14 di atas, segumpal daging akan berubah menjadi tulang belulang yang kemudian akan terbalut dengan lapisan otot dan lapisan-lapisan yang lain (fase idham dan lahm) dan pada minggu ke delapan semua telah lengkap dan sempurna. Setelah sempurna maka kemudian Allah meniupkan ruh ke dalam janin. Maka jantung dari janinpun berdegup. Janin terus berkembang hingga semakin sempurna dan siap untuk keluar dari rahim ibu dan menyambut indahnya dunia luar pada usia kehamilan 9 bulan 10 hari.



C.     Embriologi Menurut Kaidah Sains Modern

Fase embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam induk betina. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan atau peleburan  sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi.
Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zigot. Zigot akan membelah menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
Fase embrionik terbagi menjadi 3 fase, yaitu :
1.       Fase Morula
Morula adalah suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan satu sel dengan yang lainnya adalah rapat. Proses terbentuknya morula disebut dengan morulasi. Dalam fase ini zigot membelah secara mitosis berturut-turut sehingga menjadi 2,4,8,16, dan akhirnya 32 sel.
2.       Fase Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan yang disebut dengan blastosoel. Proses terbentuknya blastula disebut dengan blastulasi. Pada fase blastula ditandai dengan terjadinya pembentukan rongga tubuh dan jaringannya.
3.       Fase Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Pada fase ini terjadi pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Selanjutnya adalah proses organogenesis, yaitu proses pembentukan tubuh pada makhluk hidup. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing dinding tubuh embrio pada fase gastrula
1.       Lapisan ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integuman (kulit), rambut, dan alat indera.
2.       Lapisan mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi testis dan ovarium),alat peredaran darah, dan alat ekskresi seperti ren.
3.       Lapisan endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.



D.     Embriologi Menurut Al-Quran dan Sains

Di dunia modern sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin pesat. Begitupun kemajuan dalam ilmu kedokteran. Dalam hal ini menyangkut tentang embriologi dimana pokok pembahasannya ialah tentang perkembangan embrio atau janin.
Berkembangnya teknologi mikroskopik mejadi tolak ukur kemajuan di bidang kedokteran. Dimana sains modern bisa melihat secara detail hingga ke bentuk terkecil proses embrionik.
Lalu bagaiman jika ada kitab kuno yang bisa menjelaskan secara detail proses embrionik itu? Itulah hebatnya Al-Quran. Al-Quran diturunkan pada masa Nabi Muhammad SAW. Dimana pada masa itu belum ada teknologi yang bisa menjabarkan terjadinya proses embrionik manusia.
Di dalam Al-Quran dijelaskan proses embrionik pada manusia. Mulai dari nutfah dimana sel sperma bertemu dengan sel telur dan akan melebur menjadi satu dan berubah bentuk menjadi zigot. Dalam sains modern hal ini disebut dengan fertilisasi.
Kemudian fase alaqoh dimana fase ini berbentuk segumpal darah. Alaqoh merupakan sel tunggal. Dalam istilah biologi sel ini disebut dengan zigot. Kemudian masuk ke fase mudghah, yang berarti segumpal daging. Dilanjutkan dengan fase idham dan lahm dimana segumpal daging akan berunah menjadi tulang belulang dan dibungkus dengan lapisan otot. Hsl ini tercantum dalam surat Al-Mu’minun ayat 14.
Jadi dapat dikatakan Al-Quran menjadi acuan sains modern dalam membahas embriologi manusia. Hal itu dibuktikan dengan teori embrionik sains modern yang sama persis dengan teori embrionik dalam Al-Quran. Walaupun memang teori sains modern lebih detail dalam membahasnya. Itu merupakan dampak dari kemajuan tknologi masa kini.












Kesimpulan


Teori sains perihal embriologi masa kini tak lepas dari adanya teeori embriologi dalam Al-Quran, yang tertera dalam surat Al-Mu’minun ayat 14. Ini adalah salah satu tanda kebesaran Al-Quran. Saat Al-Quran diturunkan bukanlah saat seperti sekarang ini dimana begitu mudahnya kita bisa melihat kecilnya kandungan yang terdapat di dalam embrio. Dan Allah SWT membuktikan kebesarannya. Dia menurunkan ayat tentang tahap pembentukan manusia yang tidak bisa dipelajari orang-orang di masa itu. Hal itu baru bisa dipelajari di era modern dimana manusia bisa membuat teknologi yang dapat mempermudah proses penelitian tentang embrio.
Di masa sekarang ini banyak juga peneliti- peneliti yang tidak mau percaya bahwa teori embriologi sekarang ini sama dengan kandungan isi surat Al-Mu’minun ayat 14. Kebanyakan mereka berasal dari kalangan non muslim. Tapi nyatanya memang hal itu sama persis. Walupun dengan istilah yang berbeda dengan apa yang mereka kemukakan. Mereka mungkin hanya tidak mau mengakui bahwa islam memiliki peradaban yang lebih tinggi dari mereka. Mereka menganggap merekalah yang pertama kali menemukan teori embriologi. Padahal Al-Quran jauh lebih dahulu dibandingkan mereka.
Sebagai makhluk sosial, kita yang muslim juga tidak bisa memungkiri untuk tidak bergantung dengan sains modern. Tapi kita tidak boleh melupakan Al-Quran juga hadist, sekalipun ilmu sains yang kita ketahui sudah sangat maju. Al-Quran dan hadist berfungsi sebagai pembatas agar ilmu-ilmu baru dalam dunia sains era sekarang tidak melampaui batas syariah islam. Hal itu juga menjadi tolak ukur tingkat keimanan kita. Islam tidak melarang untuk maju, tapi islam mempunyai batasan dalam melangkah maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar