EMBRIOLOGI MANUSIA
PERSPEKTIF AL-QURAN DAN SAINS
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Quran dan Sains Modern
Dosen : H.
Wajihudin, Alh.,M.Pd.I

Disusun Oleh :
Fahrul Abas (2014010230)
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNIVERSITAS
SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO (UNSIQ)
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah melakukan reproduksi atau berkembang biak.
Reproduksi adalah upaya makhluk hidup untuk melestarikan kelestarian jenisnya.
Dalam
hal yang berkaitan dengan reproduksi pastilah erat kaitannya dengan kelahiran
anak manusia. Setiap manusia di dunia ini lahir dari rahim seorang ibu. Di
dalam rahim seorang ibu terdapat proses-proses pembentukan janin yang dalam
istilah sains dikenal dengan embriologi.
Di
dalam Al-Quran sendiri ada beberapa ayat yang menjelaskan mengenai proses
terbentuknya manusia. Mulai dari manusia yang berasal dari tanah, kemudian
materi terkecil yang menjadi cikal bakal terbentuknya janin yang dikandung oleh
seorang ibu. Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini. Makalah
ini akan membahas tentang embriologi dalam Al-Quran, juga embriologi menurut
teori sains modern.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian embriologi?
2.
Bagaimana proses embriologi menurut
Al-Quran?
3.
Bagaimana proses embriologi menurut
kaidah sains modern?
4.
Bagaimana perbandingan teori
embriologi menurut Al-Quran dan menurut kaidah sains modern?
C.
Tujuan
1.
Dapat mengetahui pengertian
embriologi
2.
Mengetahui proses embriologi menurut
Al-Quran
3.
Mengetahui proses embriologi menurut
kaidah sains modern.
4.
Mengetahui perbandingan proses
embriologi menurut Al-Quran dan menurut kaidah sains modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Embriologi
Embriologi
berasal dari kata “embryo” dan “logos”. Embryo yaitu pembentukan,
pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embrio. Sedangkan logos
berarti ilmu. Jadi embriologi adalah ilmu tentang pembentukan, pertumbuhan pada
tingkat permulaan dan perkembangan embrio.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, embriologi adalah cabang ilmu biologi mengenai
pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan, dan perkembangan embrio.
Dikutip
dari Wikipedia, embriologi atau ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang
mempelajari bagaimana sel tunggal membelah dan berubah selama perkembangan
untuk membentuk organisme multiseluler. Proses ini dinamakan embriogenesis.
Embriologi
dapat dibagi dalam beberapa jenis:
·
Embriologi deskriptif menjelaskan
perihal yang terjadi selama embriogenesis.
·
Embriologi komparatif pada organisme
berbeda mengenai kejadian perubahan yang terjadi selama proses evolusi.
·
Embriologi eksperimental memanipulasi
embrio dalam laboratorium untuk mengamati proses seluler dan biokimia.
B.
Embriologi
Dalam Al-Quran
Dalam
dunia sains masa kini embriologi menjadi hal yang sangat menarik untuk dibahas
dan diteliti ilmunya. Dengan teknologi yang berkembang seperti sekarang ini
akan lebih mudah dalam meneliti tentang proses terbentuknya embrio yang
merupakan kajian inti dari ilmu embriologi.
Namun
jauh sebelum hal itu Allah SWT terlebih
dahulu membuktikan kebesarannya. Hal itu dilihat dari adanya proses embriologi
di dalam Al-Quran. Al-Quran telah menjelaskan tahapan dari embriologi secara
rinci.
Di
dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia tercipta dari tanah. Lalu kemudian
penciptaan embrio manusia yang berasal dari saripati air mani. Hal tersebut
tercantum dalam surat As-Sajdah ayat 7-8
Artinya : Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah (7) Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.(8)
Embrio berasal dari sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang
telah bertemu dan terjadi pembuahan kemudian terjadi perubahan satu kepada yang
lain dan dari bentuk yang satu kepada bentuk yang lain. Fase ini disebut dengan
fase nutfah.
Ayat di atas menjelaskan bahwa air mani memiliki berbagai macam
campuran yang memiliki fungsi masing-masing. Misalnya mengandung gula yang
diperlukan untuk menyediakan energi bagi spermatozoa, menetralkan asam di pintu
rahim,dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Kemudian di hari ke tujuh telur yang sudah disenyawakan akan
tertanam di dinding rahim. Dan nutfah akan berubah menjadi alaqoh. Pada fase alaqoh
ini embrio berbentuk segumpal darah. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Alaq
ayat 2
Artinya : Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Alaqoh merupakan bahan dasar bayi yang berupa sel tunggal. Dalam
istilah biologi sel ini disebut dengan zigot. Istilah alaqoh juga disebutkan
dalam surat Al-Qiyamah ayat 38
Artinya : Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,
dan menyempurnakannya,
Kemudian tiba fase berikutnya. Fase ini disebut dengan fase
mudghah. Fase ini terjadi pada minggu ke empat masa kehamilan. Mudghah memiliki
arti segumpal daging. Mudghah dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 2 kali,yakni tercantum dalam surat Al-Mu’minun ayat 14
Artinya : Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.
Dan surat Al-Hajj ayat 5
Artinya : Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Embrio yang tumbuh berumur 40-42 hari sudah dilengkapi dengan
pendengaran, penglihatan, kulit, dan otot. Pada fase ini embrio berbentuk
lengkung dengan menampakkan gelembung-gelembung serta alur-alur.
Pada minggu ke lima masa kehamilan dimulai masa-masa pembentukan daging.
Dimana sudah tertera dalam surat Al-Mu’minun ayat 14 di atas, segumpal daging
akan berubah menjadi tulang belulang yang kemudian akan terbalut dengan lapisan
otot dan lapisan-lapisan yang lain (fase idham dan lahm) dan pada minggu ke
delapan semua telah lengkap dan sempurna. Setelah sempurna maka kemudian Allah
meniupkan ruh ke dalam janin. Maka jantung dari janinpun berdegup. Janin terus
berkembang hingga semakin sempurna dan siap untuk keluar dari rahim ibu dan
menyambut indahnya dunia luar pada usia kehamilan 9 bulan 10 hari.
C.
Embriologi Menurut
Kaidah Sains Modern
Fase
embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya
janin di dalam induk betina. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan
peristiwa pertemuan atau peleburan sel
sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi.
Fertilisasi
akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zigot. Zigot akan
membelah menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
Fase
embrionik terbagi menjadi 3 fase, yaitu :
1.
Fase Morula
Morula
adalah suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus
menerus. Keberadaan satu sel dengan yang lainnya adalah rapat. Proses terbentuknya
morula disebut dengan morulasi. Dalam fase ini zigot membelah secara mitosis
berturut-turut sehingga menjadi 2,4,8,16, dan akhirnya 32 sel.
2.
Fase Blastula
Blastula
adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan
yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan yang disebut dengan
blastosoel. Proses terbentuknya blastula disebut dengan blastulasi. Pada fase
blastula ditandai dengan terjadinya pembentukan rongga tubuh dan jaringannya.
3.
Fase Gastrula
Gastrula
adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin
nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Pada fase
ini terjadi pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu ektoderm, mesoderm
dan endoderm.
Selanjutnya
adalah proses organogenesis, yaitu proses pembentukan tubuh pada makhluk hidup.
Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing dinding tubuh embrio pada
fase gastrula
1.
Lapisan ektoderm akan
berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integuman (kulit),
rambut, dan alat indera.
2.
Lapisan mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi testis
dan ovarium),alat peredaran darah, dan alat ekskresi seperti ren.
3.
Lapisan endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.
D.
Embriologi
Menurut Al-Quran dan Sains
Di
dunia modern sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
semakin pesat. Begitupun kemajuan dalam ilmu kedokteran. Dalam hal ini
menyangkut tentang embriologi dimana pokok pembahasannya ialah tentang
perkembangan embrio atau janin.
Berkembangnya
teknologi mikroskopik mejadi tolak ukur kemajuan di bidang kedokteran. Dimana
sains modern bisa melihat secara detail hingga ke bentuk terkecil proses
embrionik.
Lalu
bagaiman jika ada kitab kuno yang bisa menjelaskan secara detail proses
embrionik itu? Itulah hebatnya Al-Quran. Al-Quran diturunkan pada masa Nabi
Muhammad SAW. Dimana pada masa itu belum ada teknologi yang bisa menjabarkan
terjadinya proses embrionik manusia.
Di
dalam Al-Quran dijelaskan proses embrionik pada manusia. Mulai dari nutfah
dimana sel sperma bertemu dengan sel telur dan akan melebur menjadi satu dan
berubah bentuk menjadi zigot. Dalam sains modern hal ini disebut dengan
fertilisasi.
Kemudian
fase alaqoh dimana fase ini berbentuk segumpal darah. Alaqoh merupakan sel
tunggal. Dalam istilah biologi sel ini disebut dengan zigot. Kemudian masuk ke
fase mudghah, yang berarti segumpal daging. Dilanjutkan dengan fase idham dan
lahm dimana segumpal daging akan berunah menjadi tulang belulang dan dibungkus
dengan lapisan otot. Hsl ini tercantum dalam surat Al-Mu’minun ayat 14.
Jadi
dapat dikatakan Al-Quran menjadi acuan sains modern dalam membahas embriologi
manusia. Hal itu dibuktikan dengan teori embrionik sains modern yang sama
persis dengan teori embrionik dalam Al-Quran. Walaupun memang teori sains
modern lebih detail dalam membahasnya. Itu merupakan dampak dari kemajuan
tknologi masa kini.
Kesimpulan
Teori
sains perihal embriologi masa kini tak lepas dari adanya teeori embriologi
dalam Al-Quran, yang tertera dalam surat Al-Mu’minun ayat 14. Ini adalah salah
satu tanda kebesaran Al-Quran. Saat Al-Quran diturunkan bukanlah saat seperti
sekarang ini dimana begitu mudahnya kita bisa melihat kecilnya kandungan yang
terdapat di dalam embrio. Dan Allah SWT membuktikan kebesarannya. Dia
menurunkan ayat tentang tahap pembentukan manusia yang tidak bisa dipelajari
orang-orang di masa itu. Hal itu baru bisa dipelajari di era modern dimana
manusia bisa membuat teknologi yang dapat mempermudah proses penelitian tentang
embrio.
Di
masa sekarang ini banyak juga peneliti- peneliti yang tidak mau percaya bahwa
teori embriologi sekarang ini sama dengan kandungan isi surat Al-Mu’minun ayat
14. Kebanyakan mereka berasal dari kalangan non muslim. Tapi nyatanya memang
hal itu sama persis. Walupun dengan istilah yang berbeda dengan apa yang mereka
kemukakan. Mereka mungkin hanya tidak mau mengakui bahwa islam memiliki
peradaban yang lebih tinggi dari mereka. Mereka menganggap merekalah yang
pertama kali menemukan teori embriologi. Padahal Al-Quran jauh lebih dahulu
dibandingkan mereka.
Sebagai
makhluk sosial, kita yang muslim juga tidak bisa memungkiri untuk tidak
bergantung dengan sains modern. Tapi kita tidak boleh melupakan Al-Quran juga
hadist, sekalipun ilmu sains yang kita ketahui sudah sangat maju. Al-Quran dan
hadist berfungsi sebagai pembatas agar ilmu-ilmu baru dalam dunia sains era
sekarang tidak melampaui batas syariah islam. Hal itu juga menjadi tolak ukur
tingkat keimanan kita. Islam tidak melarang untuk maju, tapi islam mempunyai
batasan dalam melangkah maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar