BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
proses pembelajaran, seorang guru harus harus memiliki panduan dalam melakukan
pembelajaran tersebut, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Panduan dalam pembelajaran
tersebut adalah kurikulum.
Dalam
makalah ini kurikulum yang akan dibahas ialah kurikulum KTSP. Khususnya ialah
membahas pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di tingkatan Sekolah Dasar
(SD) dalam KTSP. Dalam pembahasan ini kami melakukan penelitian ke SDN
Tegalsari yang beralamat di Desa Tegalsari, Kecamatan Garung, Kabupaten
Wonosobo.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu KTSP?
2.
Bagaimana PAI
dalam KTSP?
3. PAI
dalam KTSP di SDN Tegalsari.
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
apa itu KTSP,
2.
Untuk mengetahui
PAI dalam KTSP,
3.
Untuk mengetahui
PAI dalam KTSP di SDN Tegalsari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. KTSP
1.
Pengertian KTSP
KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang di
sususn oleh dan di laksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri
dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan pengembangan kurikulum sesuai nasional
dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi dan karakteristik
sekolah/madrasah dan daerah, sosial budaya dan masyarakat setempat, dan juga
karakteristik peserta didik.
KTSP
disusun sebagai upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan
sehingga di harapkan memiliki tanggung jawab dalam pembelajaran menuju
tercapainya tujuan kurikuler, institusional dan tujuan pendidikan nasional.
Penyempurnaan
kurikulum haruslah berkelanjutan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan
dan kompetitif. Hal ini sesuai dengan undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 35-36 yang menekankan pentingnya peningkatan
standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan
berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pengembangan
KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Adapun standar nasional pendidikan
terdidri atas 8 (delapan) standar yaitu: standar isi, proses, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
2.
Tujuan KTSP
Sejarah
umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan memulai pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan dapat mendorong sekolah/madrasah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum .
Adapun
secara khusus adalah untuk:
1. Meningkatkan
mutu pendidikan memulai kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan
kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang bersedia.
2. Meningkatkan
kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan
keputusan bersama.
3. Meningkatkan
kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
akan di capai.
B.
PAI
dalam KTSP
Dalam
Struktur kurikulum KTSP dan beban belajar PAI diberikan 2 jam pelajaran per
minggu untuk SD, SMP, dan SMA/SMK. Namun demikian di beberapa sekolah, terutama
di sekolah–sekolah yang berlabel Islam, PAI diberi tambahan jam pelajaran pada
struktur kurikulum lokal dan pengembangan diri pada jam pelajaran
ekstrakurikuler. Sebagian sekolah yang telah maju dalam pengembangan kurikulum,
mata pelajaran PAI diintegrasikan dalam mata pelajaran lain. Tujuannya untuk
memberikan penguatan PAI di sekolah dalam rangka membentuk sikap dan perilaku.
Adapun
beban belajar dalam KTSP untuk mapel PAI adalah 2 jam pelajaran sama dengan
KBK, dimana PAI ini merupakan bagian dari 26-32 jam pelajaran per minggu di SD,
atau 2 jam pelajaran dari 38-39 jam pelajaran per minggu di SMA/SMK.
C.
PAI
dalam KTSP di SDN Tegalsari
Sebagai
suatu rancangan pendidikan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.
Ada tiga sifat penting pendidikan yang harus diperhatikan pada waktu akan
mengembangkan kurikulum, yaitu pertama pendidikan mengandung nilai dan
memberikan pertimbangan nilai . Hal ini diartikan bahwa pendidikan pada
pengembangan pribadi anak agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan
diharapkan masyarakat. Proses pendidikannya harus bersifat membina dan
mengembangkan nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam
masyarakat. Hal ini diartikan bahwa pendidikan menyiapkan anak untuk kehidupan
dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh
lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.
Kurikulum
yang dipakai SDN Tegalsari ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Penggunaan Kurikulum 2013 belum bisa diterapkan di sekolah ini. Hal itu
dikarenakan kurangnya sosialisasi dan pengarahan kepada guru, khususnya guru
PAI. Selain itu pihak sekolah harus mengusahakan sendiri dalam pengadaan buku
pelajaran bagi siswa, karena biaya sekolah yang dituntut gratis, dan guru
disini juga masih memegang peranan aktif selama pembelajaran di kelas. Hal
inilah yang menjadi kendala dalam penggunaan kurikulum 2013.
Dengan
adanya berbagai kekurangan dalam penggunaan Kurikulum 2013, diakui oleh Ibu
Siti Safingah, guru PAI di SDN Tegalsari, bahwa dalam mengajarkan mata
pelajaran PAI lebih mudah menggunakan PAI
Pendidikan
Agama Islam diberikan dengan memberikan tuntunan bahwa agama diajarkan kepada
manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia. Serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil,
berbudi pekerti luhur, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan
produktif, baik personal maupun sosial. Itu juga yang menjadi tujuan dari
pembelajaran PAI di SDN Tegalsari.
Sedikit
berbeda dengan beban belajar PAI dalam KTSP yaitu 2 jam per minggu, Beban
belajar di SDN Tegalsari ialah 3 jam per minggu, dimana setiap satu jam
pelajaran ialah 35 menit. Memang satu jam lebih banyak jika dibandingkan dengan
pembelajaran PAI dalam KTSP, akan tetapi hal tersebut dinilai masih kurang
menurut Ibu Siti Safingah. Hal tersebut dilihat dari banyaknya materi yang
harus diselesaikan. Namun beliau juga berpendapat bahwa porsi 3 jam pelajaran
juga dirasa sudah cukup. Hal itu dilihat dari lingkungan sosial siswa SDN
Tegalsari yang semuanya berasal dari Desa Tegalsari yang notabene merupakan
lingkungan yang agamis dimana banyak berdiri madrasah diniyah atau TPQ yang
dikelola oleh masyarakat desa. Masih menurut Ibu Siti Safingah, porsi 3 jam
pelajaran tersebut masih kurang jika letak SD berada di lingkungan yang kurang
agamis seperti di lingkungan perkotaan.
Dalam
rencana pembelajaran PAI, sejatinya dibutuhkan sebuah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan membantu guru dalam memenuhi target penyelesaian
materi dalam satu tahun. Penyusunan RPP mata pelajaran PAI di SDN Tegalsari
dilakukan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI se-kecamatan Garung. Jadi RPP satu
kecamatan semua sama di setiap kelas.
Dilihat
dari letak geografis SDN Tegalsari yang berada di lingkungan pedesaan, metode
terbarukan seperti metode diskusi yang ada pada kurikulum 2013 dinilai kurang
tepat untuk digunakan. Tingkat keaktifan siswa di pedesaan relatif lebih rendah
jika dibandingkan dengan siswa di perkotaan. Untuk itu saat ini masih digunakan
metode klasikal yaitu metode ceramah, dimana guru menerangkan, dan murid
mendengarkan. Metode tersebut masih sangat efektif digunakan di sekolah ini.
Walaupun ada kalanya diterapkan metode tematik di waktu-waktu tertentu.
Sementara
sistem evaluasi di SDN Tegalsari hanya ada Ujian Tengah Semester (UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS) atau Ujian
Kenaikan Kelas (UKK) dengan KKM 80.
Sementara
untuk kegiatan tambahan seperti ekstrakirikuler dalam bidang PAI tidak di
selenggarakan di SDN Tegalsari. Hal ini dikarenakan setiap selesai jam
pelajaran sekolah, kebanyakan siswa harus langsung belajar di madrasah diniyah
atau TPQ yang berada di lingkungan mereka. Hal ini tentu saja berbenturan
dengan jam ekstrakurikuler yang biasanya dilaksanakan selepas jam pelajaran
berlangsung.
Berikut
ialah contoh materi PAI SDN Tegalsari kelas V semester I Tahun Ajaran 2015/2016
NO
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
1
|
Mengartikan
Al-Quran surat pendek pilihan
|
1.
Membaca QS Al-Lahab dan
Al-Kafirun
2.
Mengartikan QS Al-Lahab dan
Al-Kafirun
|
2
|
Mengenal
kitab-kitab Allah SWT
|
1.
Menyabutkan nama-nama kitab Allah
SWT
2.
Menyebutkan nama-nama Rasul yang
menerima kitab-kitab
3.
Menjelaskan Al-Quran sebagai
kitab suci terakhir
|
3
|
Menceritakan
kisah Nabi
|
1.
Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS
2.
Menceritakan kisah Nabi Musa AS
3.
Menceritakan kisah Nabi Isa AS
|
4
|
Membiasakan
perilaku terpuji
|
1.
Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS
2.
Meneladani perilaku Nabi Musa AS
3.
Meneladani perilaku Nabi Isa AS
|
5
|
Mengumandangkan
Adzan dan Iqomah
|
1.
Melakukan adzan dan iqomah
sebelum sholat
|
Sementara
format kreterianya ialah sebagai berikut :
1. Produk
(Hasil Diskusi)
No
|
Aspek
|
Kreteria
|
Skor
|
1
|
Konsep
|
v Semua
benar
v Sebagian
besar benar
v Sebagian
kecil benar
v Semua
salah
|
4
3
2
1
|
2. Performansi
No
|
Aspek
|
Kreteria
|
Skor
|
1
|
Kerjasaama
|
v Bekerja
sama
v Kadang-kadang
kerjasama
v Tidak
bekerja sama
|
4
2
1
|
2
|
Partisipasi
|
v Aktif
berpartisipasi
v Kadang-kadang
aktif
v Tidak
aktif
|
4
2
1
|
3. Lembar
Penilaian
No
|
Nama Siswa
|
Performan
|
Produk
|
Jumlah Skor
|
Nilai
|
|
Kerjasama
|
Partisipasi
|
|||||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
Melihat
dari tabel diatas menunjukkan bahwa tidak hanya teori berupa tugas saja yang
dinilai. Tapi juga meliputi kerjasama dan tingkat keaktifan siswa. Pemberian
skor pada keaktifan siswa juga memicu siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Sehingga diharapkan kedepannya siswa mampu menyesuaikan diri dengan kurikulum modern
yang mungkin akan dipakai di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar